Hari Pancasila Dinodai Penyerbuan FPI

Lagi dan lagi… atas nama kebenaran agama, kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia kembali terjadi lagi dibumi ini. Peringatan Hari Pancasila di Monumen Nasional Jakarta minggu tadi, dinodai aksi kekerasan. Aliansi Kebangsaan yang tengah berkonsolidasi untuk mengikuti apel akbar memperingati hari lahirnya pancasila diserang secara membabi buta oleh Front Pembela Islam. 14 orang terluka di kepala, sembilan di antaranya dirujuk kerumah sakit.
Penyerbuan berlangsung cepat. Massa FPI tiba-tiba menyerang dan memukuli anggota Aliansi Kebangsaan dengan berbagai cara. Bogem mentah, pake bambu, bahkan pengeras suara. Tak hanya sampai disitu masa FPI pun membakar pengeras suara, dan spanduk.



Sangat menyedihkan melihat potret negeri ini, berbagai kasus kekarasn dari tahun ke tahun terus menerus terjadi. Entah apa yang mereka perjuangkan sebenarnya? Fakta dilapangan, mereka yang sering buat kerusuhan dan meresahkan masyarakat justru berasal dari orang-orang yang selama ini berdiri digaris terdepan melakukan gerakan atasnama kebenaran agama.
Peringatan hari kelahiran pancasila yang sudah digagas oleh para founding fathers bangsa ini seharusnya dijadikan titik awal kita untuk kembali menumbuhkan rasa nasionalisme, rasa optimis dan bangkit dari keterpurukan, bukannya justru menodainya dengan melakukan tindak kekerasan karena berbeda pendapat. Kalaupun berbeda pendapat, itu suatu hal yg wajar jika kita hidup dinegara yang mengusung asas demokrasi. Tapi sudah menjurus kearah kekerasan, radikalisme, pembunuhan hak asasi manusia, apapun alasannya, tetap itu melanggar hukum dan hak asasi manusia, apalagi mengatasnamakan kebenaran agama.
Untuk seluruh masyarakat Indonesia, mari kita sama2 ikrarkan sumpah nasionalisme kita;
Kami bangsa Indonesia bersumpah: Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan….
Kami bangsa Indonesia bersumpah: Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan….
Kami bangsa Indonesia bersumpah: Berbahasa satu, Bahasa tanpa kemunafikan….
Semoga keadilan masih bias berdiri tegak dibumi Indonesia ini... Amien

Previous
Next Post »

9 comments

Click here for comments
Monday, June 02, 2008 ×

Ayo Mari kawan-kawan berkomentar disini... siapa masih peduli sama nasib bangsa ini kalau bukan kita generasi muda...???

Balas
avatar
admin
Anonymous
Monday, June 02, 2008 ×

komentarnya cuma 2 kata...


FPI GILAAAAAAA....

Balas
avatar
admin
dee
Tuesday, June 03, 2008 ×

ya gitu deh klo ada satu pihak yg ngerasa paling bener dan yang lain salah semua.. padahal, sikap yg ditunjukkin FPI itu malah nunjukin kalo mereka ga punya sopan santun dan ga beretika. lagaknya kaya preman ajah..

Balas
avatar
admin
Anonymous
Tuesday, June 03, 2008 ×

ini bener2 memecah belah umat islam,,ga banget umat islam pake kekerasan gitu,,
masak sama2 umat islam, maen serang aja?anarkis banget?emang dikata pake kekerasan itu diajarin d islam?ga banget!
oke lah FPI berdiri karena punya alesan, misal memberantas kemaksiatan, tapi ga gini caranya.islam tuh agama santun, ga asal hajar sana sini, petenteng2 bawa tongkat, razia jalanan pake kekerasan, teriak2, aduuh...malu banget kita umat islam kalo ada yg kayak gini, ga santun banget!
kan ada caranya kalo mau nyampein aspirasi, ga asal serang aja!
sama2 islam koQ maen serang, maen hajar, semena2, ngrusak fasilitas publik,,
gitu mau banyak orang dukung FPI.oiii, benahi dulu moralnya, jangan bikin malu orang islam FPI!

Balas
avatar
admin
Anonymous
Friday, June 06, 2008 ×

kelihatan banget anda2 yang berkomentar disini telah termakan isu media dan menjadi provokator untuk menjadikan Islam dengan Islam berantem sendiri.

untuk ijal :
saya kasihan dengan anda, sungguh gak layak seorang yang berpendidikan mengeluarkan kata2 Gila seperti itu. anda telah membuktikan kalo anda adalah seorang yang ternyata bukan beragama Islam. begitukah seorang Islam menghujat sudaranya sendiri. anda yang sebenarnya harus berintrofeksi diri. apakah anda seorang muslim yang baik. apa yang anda lakukan untuk agama ini. cuma duduk diam dan melihat kemaksiatan terjadi di negeri ini.

untuk dee :
anda mengatakan kalo FPI tidak beretika, kasihan banget neng saya sama kamu, anda juga harus introfeksi diri, apakah anda telah beragama dengan benar. dari foto kamu aja, terlihat kalo kamu bukan wanita muslimah yang baik. memalukan, mengatakan orang lain namun tdk melihat diri sendiri.

untuk adek ;
kelihatannya anda bukan seorang intelektual, pengetahuan kamu tentang Islam sungguh sangat dangkal. kamu mudah sekali terprovokasi media. pelajari dulu kawan apa yang menjadi penyebabnya. jangan asal tuduh, kayak orang benar aja kamu. emang apa yang telah anda perbuat buat kemajuan umat islam.

akhirnya mata saya terbuka melihat kebenaran terbungkus oleh rapinya kemunafikan dinegeri ini. banyak orang2 munafik berkeliaran dinegeri ini. ketika melihat kemaksiatan hanya diam, ketika melihat perjudian hanya diam. namun ketika melihat FPI melakukan tindakan, langsung memprotes, katanya bertentangan dengan Pancasila dan nilai2 kebebasan. anda sekalian benar2 antek dari sekularisme.

HIDUP FPI, hidup Islam, Hidup Kebenaran.

Balas
avatar
admin
Anonymous
Friday, June 06, 2008 ×

tulisan ini saya kutip dari seorang penulis yang pernah bertenu langsung dengan habib rizieq

oleh Rizki Ridyasmara

Kemarin pagi Habib Rizieq kembali dibawa polisi. Bersama puluhan anak buahnya, pemimpin organisasi massa Islam yang tak gentar dalam ber-amar maruf dan ber-nahyi munkar ini secara jantan mempersilakan polisi untuk bersama-sama menuju markas aparat negara tersebut.

Bukan sekali ini saja Sang Habib ‘berjalan beriringan’ dengan polisi. Bahkan dinginnya lantai penjara pun pernah dirasakannya. Dalam suatu pertemuan pribadi beberapa tahun lalu, Sang Habib berkata, “Jalan Nabi adalah jalan penuh onak dan duri. Jalan yang sunyi dan jalan yang kerap dipenuhi fitnah. Inilah dakwah Islam yang lurus, jalan para mujahid yang telah menjual nyawa dan kehidupannya semata untuk meninggikan kalimat Allah. Tidak semua orang mampu menelusuri jalan ini. Hanya orang-orang yang berani, punya nyali, dan mungkin sedikit nekat, yang mau menyusuri jalan yang tidak populer seperti ini.”

Saya mengangguk, terus memperhatikan uraiannya. Sang Habib mempersilakan saya minum teh hangat dari cangkir kuningan kecil. Setelah minum, kedua mata saya mengedarkan pandangan ke seluruh bagian rumah Habib yang juga dijadikan “markas besar” organisasi yang dipimpinnya.

Markas besar pakai tanda kutip. Soalnya markas besar yang ada di sekeliling saya—jujur saja—tidak layak disebut sebagai markas besar. Selain rumah Habib yang sangat-sangat sederhana, di sebelah kirinya berdiri sebuah ruangan kecil sebagai tempat perpustakaan dan barang-barang dagangan Sang Habib seperti tasbih, sorban, qur’an, aneka minyak wangi, dan lain-lain.

Di sebelah kanan rumah utama, berdiri sebuah ruangan yang lebih kecil lagi sebagai warung Sang Habib yang dipenuhi barang-barang dagangannya. Inilah Habib Rizieq yang sangat bersahaya dalam menjalani hidup. Isterinya, saya memanggilnya Umi, merupakan seorang perempuan yang sangat rendah hati dan tawadhu. Tak jarang dia menyapu sendiri halaman rumahnya atau bermain-main dengan anak-anaknya yang masih kecil dan lucu-lucu. Saya tidak pernah melihat khadimat di rumah ini.

Saya sudah berkali-kali mengunjungi rumah Habib, dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang berarti. Tetap dalam kesederhanaan dan ketawadhuannya. Dari jalan raya ke rumah sang Habib harus tetap menyusuri gang senggol sepanjang sepuluh meter dan pintu besinya yang rendah dan jarang di kunci yang itu-itu juga. Yang berubah hanya masjid yang berjarak sekitar tigapuluh meter dari rumah sang Habib, dulu masjid itu kecil, sekarang sudah lumayan besar.

Dalam hati saya berkata bahwa jika saja Habib mau merasakan hidup lebih makmur maka hal itu bukan hal yang sulit baginya. Front Pembela Islam (FPI), organisasi massa yang dipimpinnya itu memiliki cabang di hampir seluruh provinsi negeri ini. Bukan sekali dua kali tawaran menggiurkan (tentu saja dalam ukuran duniawi) mampir kepada Habib dari orang-orang yang memiliki maksud-maksud mengeksploitasi jumlah simpatisan maupun anggota FPI demi keuntungan dirinya. Namun semua itu dilihat Habib sebagai cobaan dakwah dan tidak membuat Sang Habib goyah. Sang Habib tetap menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan dan ketawakalan.

Saya sangat bangga umat Islam masih memiliki pemimpin umat yang lurus seperti Habib Rizieq. Di bumi Indonesia, jenis pemimpin umat seperti itu sudah sangat langka. Banyak ustadz-ustadz yang dahulu mengatakan dunia dengan segala perhiasannya adalah fitnah yang harus dihindari, ternyata sekarang malah terpenjara dalam kehidupan duniawi yang melenaka. Ada yang menyeru agar umat Islam lebih banyak jalan-jalan ke mall agar selera terhadap dunianya bertambah, ada yang tiap bulan membeli tanah hingga akte tanahnya menggunakan nama orang lain agar tidak ketahuan orang, ada yang mampu membeli mobil Bentley yang harga miliaran rupiah dan membangun istana di atas tanah berhektar-hektar di tengah lautan penderitaan umatnya yang kian hari kian putus asa, ada yang sibuk mengotak-atik anggaran negara (mengakali uang rakyat) demi memperkaya dirinya, ada yang mondar-mandir jadi makelar pilkadal, dan sebagainya.

Saya sangat sedih melihat kenyataan seperti sekarang ini. Dakwah sudah tidak ada bedanya dengan Multi Level Marketing (MLM), di mana mereka yang di atas bisa kaya raya dengan menginjak dan menunggangi umat yang berada di bawah. Yang di atas hiudp bagaikan surga dunia, sedangkan yang di bawah, umat kebanyakan, tetap hidup dalam kesengsaraan dan kemiskinan. Ukhuwah Islamiyah? Itu hanya materi di dalam pengajian-pengajian. Di dalam prakteknya: NOL BESAR. Hanya orang-orang kritis, cerdas, dan berani yang bisa bangkit dari semua dongeng penuh kepalsuan ini.

Saya terngiang-ngiang perkataan Habib saat akhir pertemuan. “Akhi, walau banyak orang menuding kami kelompok radikal, kami akan tetap dalam jalan dakwah ini. Kami akan tetap melakukan amar ma’ruh nahyi munkar sampai kapan pun. Ini adalah jalan para Nabi. Mudah-mudahan Allah SWT selalu bersama kita.”

Malam ini, saya memanjatkan doa agar Allah SWT melindungi dan memperkokoh keimanan Sang Habib dan para anak buahnya yang tengah didera fitnah dari Hizbusyaithon, manusia-manusia yang merelakan dirinya menjadi pembela kepentingan Zionisme. Bagi saya, Habib dan para pengikutnya merupakan orang-orang yang selalu istiqomah dalam melakukan amar ma’ruf nahyi munkar. Bukan seperti 'pemimpin umat yang lain' yang sudah memodifikasikan hal ini sehingga menjadi Amar Ma’ruh Nyambi Munkar. Amien

Balas
avatar
admin
Saturday, June 07, 2008 ×

Untuk Anda yg mengaku namanya muslim...

Mari diskusi soal Islam dan bagaimana cara beragama yang baik dengan saya... saya tidak merasa orang suci, tapi saya hanya belajar menyayangi semua orang, membuka pandangan picik seseorang tentang konsep bangsa ini yang sebenarnya. ingat, bangsa ini bukan milik satu golongan, tapi semua umat berhak tinggal dibumi ini.
Berdakwah ttg ajaran agama masing2 adalah suatu kewajiban, tapi semuanya bisa ditempuh dengan jalan yg lebih elegan, bukan melakukan kerusuhan anarkisme dan tindakan intimidasi.. coba sekali2 posisikan diri anda di posisi orang lain... apa yang akan anda rasakan...seandainya anda dilahirkan bukan sebagai seorang muslim...?????

Balas
avatar
admin
Anonymous
Saturday, June 28, 2008 ×

begitulah orang2 yang merasa benar sepeti anda. terserahlah, saya gak mau berdebat. cuman prihatin aja.!
silahkan kawan. silahkan berdinamika dengan ilmu sekuler dan liberal yang anda miliki.

Balas
avatar
admin
Anonymous
Sunday, September 21, 2008 ×

untuk sang pemerhati dan muslim yang saya hormati,
saya sangat menghormati keyakinan saudara2 sekalian...tapi mohon maaf, saya hanya ingin mengingatkan saudara2 saya mengenai kebenaran yang kita pegang. saya juga seorang muslim. bukan yang suci sekali, tapi saya berusaha mendalami dan memaknai kitab suci saya al-qur'an dengan sebaik2nya.pe-er kita banyak sekali untuk menguak kebenaran dan maksud dari sang pencipta..AllahSWT. dan kebenaran itu tidak untuk di perdebatkan apalagi dipaksakan dalam bentuk apapun. sekedar untuk mengingatkan kembali, kita memiliki ayat:
QS 5:20 [Renungkanlah], ketika Musa berkata pada kaumnya:"Hai kaumku,ingatlah ni'mat Allah atas kamu ketika Dia mengangkat nabi-nabi diantara kamu, dan diberikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepada kamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain."

Kemerdekaan adalah anugerah Allah kepada setiap pribadi, Ketika seorang anak gubernur mesir menampar seorang rakyat jelata yang kemudian pergi mengadu kepada Umar Ibn Khatathab ra, sang khalifah itu mengecam Gubernurnya sambil berkata: "Sejak kapan kalian memperbudak manusia, padahal ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka."

mari kita kendalikan nafsu dan amarah kita saudara2ku. Mereka jua makhluk Allah, orang2 yang bebas berkeyakinan seperti kita...Hanya Allah yang tahu kebenaran, bukan kita.

terima kasih.

Balas
avatar
admin
Post a Comment
Thanks for your comment