Jeda dan Rasa

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah Ia bermakna apabila tak ada jeda?
Dapatkah Ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak?
Dan saling menyayang bila ada ruang?
Kasih sayang akan membawa dua orang makin berdekatan, tapi Ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu..
Nafas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi..
Darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali..
Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah..
Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang..
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat, janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung..
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring..
"Spasi", Filosofi Kopi – Dee
Saya pernah mencantumkan kutipan tulisan Dee diatas disalah satu tulisan saya beberapa tahun silam, tapi saya rasa tidak ada salahnya mengulangnya lagi ditulisan kali ini. Bagi saya, tulisan Dee ini indaaah sekali. Tepat, padat, dan sarat makna.

Seperti judul tulisan Dee tersebut, tentang spasi, tentang jarak, tentang jeda. Tentang sesuatu yang tidak akan lagi menyenangkan jika berlebihan, tentang menyatunya dua hal yang tidak harus selalu sama untuk bisa tersesap kebahagiaan dalam keimbangan yang sesungguh-sungguhnya membahagiakan. Ini tentang mempelajari bahwa segala sesuatu yang diciptakan memang sudah jelas peruntukannya. Segalanya berperan penting dalam menentukan kelanggengan jalannya sistem yang lebih besar lagi. Seperti peran spasi diantara kata dalam kalimat yang membentuk paragraf dan menjadi satu tulisan utuh yang dapat dipahami.
Itu hanya intro saja, tentang betapa sarat maknanya tulisan singkat diatas. Kali ini, saya ingin berbagi pembelajaran dari novel 'Sunset Bersama Rosie' karya Tere Liye (salah satu penulis favorit saya).

Tersebutlah Rosie dan Tegar yang begitu susah payahnya menjejaki jalan-jalan hidup hingga rasa sampai pada jawabnya. Sebenarnya bukan hal yang sulit pada awalnya, andai keduanya sama-sama mengenali bahwa mereka memiliki rasa yang tak berbeda. Tapi dikisahkan bahwa kecintaan Tegar yang begitu besar kepada Rosie dan keberadaan Tegar yang tak pernah jauh sejengkal pun dari Rosie membuat Rosie sulit mengenali bahwa ia memiliki segenggam rasa yang seharusnya termiliki oleh Tegar. Ketika Rosie akhirnya memilih Nathan untuk dinikahinya, dan Tegar sempurna menghilang termakan kekecewaan dan penyesalan yang teramat dalam, saat itulah Rosie menyadari bahwa Tegar adalah satu-satunya lelaki yang pernah dan masih mengisi hatinya.

Butuh satu kali saja kehilangan untuk akhirnya menyadari keberhargaan seseorang. Pertanyaannya, apa harus selalu setelah tiada? Apa harus selalu setelah kehilangan? Apa kita tidak akan pernah berdampingan dengan orang-orang yang seharusnya sejak awal kita pilih untuk mendampingi kita? Apakah hidup sekejam itu??

Saya rasa tidak. Tidak perlu sampai pada tahap sempurna kehilangan. Bagaimana kalau kita sisipkan spasi untuk membuat keberadaan seseorang -sahabat, belahan jiwa, keluarga- menjadi jelas setelah diberi jeda? Menyayangi seseorang kan tidak berarti selalu harus berdampingan kapanpun dimanapun dalam melakukan apapun. Pelan tapi pasti, salah satu atau bahkan keduanya akan merasakan kejengahan itu. Kenapa?? Karena sudah berlebihan. Seperti kutipan dari tulisan Dee "Kasih sayang akan membawa dua orang makin berdekatan, tapi Ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu." Menjaga tapi tidak mengekang. Mengikat tapi tidak mencekik. Apapun yang berlebihan, pasti akan berakibat tidak baik. Jadi, tidak harus selalu digenggam terlalu erat hingga lupa bagaimana caranya bergerak ketika genggaman direnggangkan, tidak pula terlalu longgar hingga lupa bagaimana rasanya dekat dan saling bergenggaman. Jika ingin menjaga kelanggengan hubungan dengan seseorang (siapapun itu), beri waktu sesekali untuk berjauhan agar sampai pada saat sama-sama merindukan. Dan saya yakin, masing-masing kita tau kapan harus merenggangkan dan kapan harus kembali rapat.

"Kita tidak akan pernah mengerti hakikat memiliki, jika kita terlalu ingin memilikinya." --Tere Liye, novel 'Sunset Bersama Rosie'

Ya, semakna dengan tulisan Spasi karya Dee. Jika ada kata terlalu maka siap-siap akan dihampiri kata hilang. Jika tidak ingin kehilangan, maka kurangi rasa terlalu ingin memiliki. Kita harus sadar, bahwa apapun di dunia ini tidak ada yang abadi, suatu saat akan ada yang pergi dan akan ada pula yang kembali mengisi kekosongan sebab kehilangan di masa lalu. Perpisahan itu pada dasarnya untuk menerangkan lebih jelas lagi arti kata eksistensi. Jadi, jika rasa ingin bertahan lama, sisipkan jeda diantaranya.

Apa harus aku ambil jeda yang cukup lama untuk membuat kamu sadar adaku disekitarmu? Ah, hati, cinta, dan kamu, memang memusingkan 'cause who my heart decides to like, is something that I can't control...
Jakarta, 180612, 14.22


Sumber: ngerumpi.com
Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
Friday, September 29, 2017 ×

Ingin cari Bandar Casino yang fair play dalam bermain, sudah tidak di ragukan lagi website Casino Online dengan bandar yang fair play dalam bermain hanya di WWW.CAHAYAKASINO.COM . Dengan Bonus Rollingan yang paling tinggi se Indonesia yaitu 0.8% - 1% ini bisa anda dapatkan jika bermain di Cahayakasino. Bonus lainnya yang bisa di dapatkan adalah bonus Refferal sebesar 0.03% seumur hidup. Hanya dengan minimal deposit sebesar 20rb maka anda bisa rasakan berbagai bonus yang di berikan oleh Agen Casino terpercaya ini. Buruan daftar di CAHAYAKASINO raih hoki anda sekarang juga. BONUS FREE CHIPS 10%

Info lebih lanjut silakan hubungi kembali di no kontak yang tertera di bawah ini :
No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com

Selamat Agen Casino dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas
avatar
admin
Post a Comment
Thanks for your comment