Hari Bebas Bohong Nasional vs License to Lie


KabarIndonesia - Apakah mungkin, manusia itu sudah dari sononya memiliki sifat berdusta alias Born to Lie? Jawablah sendiri: “Apakah Anda tidak pernah berdusta?” Menurut Immanuel Kant setiap manusia memiliki noda buruk alami ialah Dusta. Jangankan manusia; binatang Gorila yang IQ nya jauh lebih rendah daripada manusia pun bisa berdusta. Maka dari itu tidaklah heran kalau ada Museum Dusta di Jerman
www.luegenmuseum.de

Siapakah pada jaman sekarang ini yang tidak pernah berdusta? Lihat saja di pasar tradisional dimana para penjual selalu mengaku, bahwa mereka menjual barang dagangannya dengan laba yang sangat minimal. Kebanyakan iklan pada umumnya juga sarat dengan bohong. Anak berdusta terhadap orang tua, karena takut dihukum. Para Dr yang menyuntikan Vitamin kepada pasiennya sambil menyatakan, bahwa itu adalah obat (plasebo).

Di Pengadilan ataupun di Gedung DPR dusta sudah merupakan tugas wajib sehari-hari. Begitu juga para akutansi yang seharian penuh tugasnya melakukan pembukuan ganda di kantor. Para Sekretaris maupun Pembantu dirumah sering diwajibkan berdusta oleh Boss mereka. Berdasarkan jajak pendapat dari seksologi Shere Hite; lebih dari 50% wanita berdusta terhadap pasangannya dengan berpura-pura telah mencapai puncak orgasmus setelah selesai bercinta hanya sekedar untuk bisa menyenangkan pasangannya

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata orang berdusta sebanyak 200 kali per hari. Pria 20% lebih banyak berdusta daripada perempuan. Konon orang yang bekerja dibidang periklanan/PR mereka sudah dari awal mula mendapatkan “License to Lie”. Penelitian mengenai Dusta bisa dibaca “Lying in Every Day Life” http://smg.media.mit.edu/library/DePauloEtAl.LyingEverydayLife.pdf

Sasterawan Rusia Leo Tolstoy menilai, bahwa institusi agama itu adalah hasil produk dari Dongeng Bohong dengan maksud tujuan yang baik. Media manapun juga bisa disebut sebagai media penyebar dusta, sebab secara tidak langsung; mereka turut mempublikasikan ucapan dusta dari para pejabat/pengusaha.

Kita sering menembangkan lagu “Jangan ada dusta di antara kita”, tetapi tanyalah bisakah kita hidup tanpa dusta? Rasanya sukar sebab dusta ini sudah menjadi makanan tetap sehari-hari.

Dusta terhadap anak misalnya menceritakan Santa Claus atau bahwa bayi itu dibawa oleh burung bangau. Agar tidak menyinggung perasaan; makanan tidak enak, tapi dibilang enak. Memuji seseorang, walaupun kenyataannya tidaklah demikian. Kita diundang untuk menghadiri pesta, tetapi karena malas datang, kita bilang sibuk. Orang mau pinjam uang, tetapi karena kita tidak ikhlas memberikannya, maka sebagai pemanis bibir kita bohong; seakan-akan tidak punya uang. Kita menilai dusta seperti itu adalah Dusta Putih, karena tidak bertujuan untuk merugikan seseorang. Maka dari itulah juga Filsuf Jerman Nietzsche menilai, bahwa dusta itu mutlak atau satu keharusan agar kita bisa bertahan hidup.

Apakah bisa dinilai sebagai dosa, apabila seorang pejabat tinggi berdusta demi kepentingan nasional? Ketika jaman pemerintahan Hitler banyak orang termasuk juga para Pendeta yang berdusta untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi.

April Mop itu adalah hari Berbohong (Tell a Lie Day), dimana orang dihalalkan untuk berdusta ataupun menyebar luaskan kabar dusta (hoax) sekedar untuk lelucon. Maka dari itu juga para agamaist di Eropa menilai asal muasal dari April Mop itu, karena satu April itu adalah hari kelahiran maupun hari kematiannya dari Yudas sang penghianat.

Mungkin mang Ucup juga sama seperti yang diucapkan oleh Sutradara Itali, Federico Fellini – Sono un Gran Bugiardo – (I’m a Born Liar). Walaupun demikian karena takut dibakar jadi sate sampai gosong di Api Neraka, maka saya ingin tobat sambil mempraktekan minimum sebulan sekali untuk berpuasa tidak melakukan dusta selama 24 jam penuh. Apabila ini berhasil bisa ditingkatkan agar bisa lebih sering lagi dilakukan.

Para pencinta lingkungan hidup bisa mengadakan “Car Free Day/Hari Bebas Kendaraan” untuk mengurangi polusi. Kenapa kita tidak berusaha untuk menyelenggarakan “Lie Free Day/Hari Bebas Bohong”. Hal ini bisa dimulai di dalam keluarga sendiri, sebelumnya ini dicanangkan secara nasional sebagai “Sehari Tanpa Dusta” dengan demikian kita bisa mengurangi dosa.

Terbuktikan bahwa puluhan juta penduduk Indonesia mampu melakukan puasa sebulan penuh. Jadi seharusnya tidaklah sukar untuk melaksanakan puasa sehari tanpa dusta. Oleh sebab itulah mang Ucup ingin mengajak Anda pada hari Minggu tanggal 01 November 2009 sebagai gerakan -HARI BEBAS BOHONG- masalahnya kalau hari libur mungkin akan jauh lebih mudah mewujudkan puasa dusta. Dukunglah gerakan ini dengan cara menyebar luaskan artikel ini kepada rekan-rekan lainnya.

Apabila tanggal 01 April adalah Hari Berbohong Sedunia – Tell a Lie Day (April Mop), apa salahnya kita memproklamasikan tanggal satu November sebagai Hari Bebas Bohong Nasional (National Honesty Day). Yuk kita coba!

Hal ini bisa dilaksananakan bukan hanya oleh kaum agamais saja melainkan juga oleh para ateis. Hanya sekedar komitment terhadap diri sendiri untuk sehari penuh tidak berdusta. Dukunglah kampanye Hari Bebas Bohong ini dengan menyebar luaskan berita ini.
Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
Tuesday, October 20, 2009 ×

Tidak bisa dipungkiri jika manusia tidak pernah berbohong. Jangankan bohong pada orang lain. Kita mulai lihat aja dari bohong ama dirinya sendiri.
udah mank kodratnya gitu mas.. Manusia tempatnya salah

Selamat BEBAS DOWNLOAD LAGU dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas
avatar
admin
Post a Comment
Thanks for your comment