Ciputat – Bandung, 15 Agustus 2006
Tak sadarkah aku meminta ?
Atau Tuhan yang sengaja berikan padaku
Perih itu ganjil sudah bersemayam
Sejak aku katakan hal itu pada bulan
Saat malam mulai beranjak
Selepas kita nikmati makan bersama
Pinggir jalan itu menjadi saksi
Aku cukup senang menjadi mentari seharimu
Menjadi bintang semalammu
Itu yang kesekian kalinya aku katakan
Sesuatu yang mestinya terjadi dulu sekali
Bahkan sebelum sang puteri
Sekali lagi aku cukup senang
Tapi perih itu ……
Tak ada yang salah
Aku cuma ingin mengatakan
Bulan itu adalah kamu
Dan kamu adalah wanita yang hebat
Sehingga hatiku pun cukup-cukup tergores
Sepintas aku bertanya
Wajarkah ? atau ada yang aneh ?
Aku bisa membayangkan gelengan kepalamu
Disebelah jagat sana, tak begitu jauh … namun
Belahan jari yang seperti belahan jagad
Aku pun sampai pada sebuah pengertian
Kenyataan hanya memberi bayanganmu untukku
Bukan jasadmu, dan itu masih milik dunia
Terbang bebas, yang sejujurnya aku ingin kau berlabuh
Agar perihku pun sembuh
Demi Tuhan kau harus berlabuh segera
( Satu ungkapan yang basi bagi sebagian orang )
Namun aku mensucikan itu
Bahwa ……
Diskusi rasa tak selalu dua hati
Tak selalu empat mata