Wajah Buram Sepak Bola Indonesia



Sedih dan kecewa.. mungkin rasa itu tak cukup untuk menggambarkan kekecewaan saya terhadap dunia sepakbola Indonesia. Bagaimana tidak menyakitkan, disaat kesuksesan gelaran final Copa Dji Sam Soe beberapa hari yang lalu dengan suguhan permainan cantik dari Sriwijaya FC dan Persipuran Jayapura, masyarakat lagi-lagi dihadapkan pada permasalahan mendasar dan sangat krusial untuk keberlangsungan olah raga yang sering digadang-gadang sebagai alat untuk kampanye perdamaian dan menyatukan semua perbedaan...

Hari pertama babak 8 besar Liga Indonesia justru berbalik 180 derajat dengan kesuksesan yang dicapai oleh tim-tim yang masuk dalam final Copa Djie Sam Soe. Kerusuhan, intimidasi penonton, pemukulan terhadap wasit sampai penghentian pertandingan lagi-lagi terjadi.. kali ini yang menjadi sasaran pertama adalah hakim garis.


Sebenarnya laga pertama Grup A di Stadion Brawijaya, Kediri, antara PSMS Medan dan juara Coppa Dji Sam Soe, Sriwijaya FC berlangsung aman dan sangat menarik..walaupun laga berakhir dengan skor imbang 2-2. PSMS unggul lebih dulu lewat gol James Koko Lomell (menit ke-2 dan 30). Kemudian Sriwijaya FC membalasnya lewat Ambrizal (43) dan penyerang asal Liberia Zharahan pada menit ke 68.

Tapi di partai kedua antara Arema Malang dan Persiwa Wamena berlangsung rusuh. Suporter Arema Malang yang pernah menyandang predikat suporter terbaik mengamuk dan membakar Stadion Brawijaya Kediri sampai acak-acakan.

Insiden yang terjadi di 15 menit waktu yang tersisa, saat kedudukan 2-1 untuk keunggulan Persiwa Wamena merubah segalanya. Aksi ini dipicu oleh keputusan wasit Jajat Sudrajat yang menganulir tiga gol Tim Singo Edan yang dicetak Patricia Morales dan Emir Mbamba. Tak tanggung-tanggung, gol yang dianulir Jajat Sudrajat sampai pada angka 3 gol.
Bagi pecinta sepakbola yang melihat di layar televisi termasuk saya bisa mentolelir keputusan wasit yang menganulir gol kedua patricio morales karena dianggap ada dalam posisi offside, tapi gol terakhir yang dianulir wasit adalah kesalahan terbesar seorang wasit yang pernah saya lihat. Inilah pemicu kemarahan semua supporter tim Singo Edan.

Para suporter Tim Singo Edan kemudian membakar semua spanduk dan papan iklan di seluruh lapangan, menghancurkan pagar pembatas, membakar gawang, dan melempari aparat keamanan. Tak hanya di stadion, mereka juga merusak dan memecahkan kaca mobil yang lewat serta melempari rumah-rumah warga di sepanjang jalan Kediri. Tragedi ini akhirnya berdampak pada pelaksanaan final liga yang akan digelar di stadion Gelora Bung Karno menjadi mundur dan pelaksanaan putaran babak 8 besar di Kediri dicabut. Sangat menyedihkan…
Persija Vs Arema Sama-sama ribut.

Sore tadi pertandingan lanjutan putaran final 8 besar Liga antara Persija Vs Arema malang sama-sama diakhiri dengan keributan. Dan lagi dan lagi.. pemicunya adalah keputusan wasit yang GOBLOG dengan mengesahkan gol Cristian Gonzalez ke gawang persija dan membuat kedudukan imbang sampai akhir pertandingan. Tidak hanya itu, keputusan wasit yang tidak menambah waktu pertandingan membuat tim macan kemayoran geram dan menyerang wasit serta hakim garisnya, bahkan pemain arema dan persija pun tak luput dari adu mulut… sangat memalukan.

PSSI sarang Anjing dan Tikus got..
Ughh… inilah potret kebobrokan bangsa indonesia, terlebih untuk PSSI yang tak pernah becus ngurusin urusan olahraga di negeri ini. Terlalu banyak omong tapi isinya kosong.. bayangkan saja, untuk mengurus masalah pendidikan wasit saja mereka tidak becus, pantes saja semua elemen masyarakat yang care terhadap kemajuan olahraga Indonesia ngamuk dimana-mana. Stadion ancur, rumah-rumah warga jadi sasaran pengrusakan, tawuran antar supporter dan masih banyak lagi.

Kayaknya, masyarakat sudah terlalu banyak dikecewakan oleh orang2 yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri, semua pengurus PSSI bisanya hanya korupsi dan ngeruk uang rakyat, kerja seau gue, peraturan yang dibuat amburadul, sampai2 ketua PSSI nya saja NURDIN KHALID pindah kantor ke rutan salemba… sudahlah… tutup saja semua agenda olahraga Indonesia jika sudah tidak ada orang yang peduli lagi..dari pada masyarakat terus-terusan dikecewakan..
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment